Quantcast
Viewing all articles
Browse latest Browse all 21773

SMKN 1 Pekat Diwarnai Aksi Unjuk Rasa

Kabupaten Dompu, Sumbawanews.com,-  Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pekat yang berlokasi di Desa Karombo Kecamatan Pekat Dompu, Kamis (7/4/2016), di demo oleh gabungan orang tua siswa, pengurus komite, Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang ada di sekolah setempat. Aksi demo itu dipicu lantaran adanya beberapa pelanggaran yang diduga  dilakukan oleh Kepala SMKN 1 Pekat Suparman S.Pd.

Koordinator Lapangan (Korlap) Firman, melalui orasinya mengatakan, ada beberapa pelanggaran (kasus, red) yang dilakukan oleh oknum kepsek SMKN 1 Pekat (Suparman, red). Pelanggaran itu antara lain,  terkait Beasiswa Tahun 2014-2015 tidak pernah ada realisasinya. Pemotongan Beasiswa secara sepihak tanpa sepengetahuan wali murid dan Komite, Rapat PSG unsure komite tidak diundang. Tidak pernah dibeberkan anggaran Dana Bos dan besarnya anggaran BSM yang cair. Tidak pernah diadakan Try Out. Selama 7 Tahun tidak pernah ada papan identitas sekolah. Tanda tangan ketua komite dipalsukan untuk pencairan BSM dan dana BOS. Anggaran BSM Tahun 2014-2015 untuk 52 orang siswa kelas III tidak pernah dicairkan. Biaya PSG tahun 2015-2016 dipungut dari wali murid. Tidak pernah diumumkan jumlah dana yang diterima dan dikelola oleh sekolah termasuk RAB dana  BOS serta RKAS dipapan pengumuman yang ditanda tagani oleh Kepsek, bendahara dan Ketua Komite dan Kepsek SMKN 1 Pekat juga tidak pernah mengumumkan penggunaan dana BOS dipapan pengumuman.

Tidak pelanggaran itu saja lanjut Firman,  sejak tahun 2014 sampai saat ini les ujian belum juga dibayarakan. Adanya pemotongan terhadap gaji guru sebesar 50 Porsen dengan dalih tidak memiliki RPP. Anggaran biaya praktek ujian sekolah tidak pernah diberikan. Honor wakasek, Kajur, ketua Osis dan Pembina pramuka tidak pernah dibayar. Honor operator dipotong sebanyak 25 Porsen dan oknum Kepsek juga telah mengeluarkan dan melarang salah satu siswanya untuk mengikuti ujian.

”Untuk diketahui bahwa masih banyak lagi pelanggaran yang  dilakukan oleh oknum kepsek SMKN 1 Pekat ini,” teriaknya.

Dasar persaoalan tersebut lanjut Firman, masa aksi mendesak kepala Dinas Dikpora Dompu dan Bupati Dompu, untuk segera memecat (mencopot, red) oknum Kepsek SMKN 1 Pekat dari jabatanya.” Kami tidak rela sekolah ini dipimpin oleh oknum kepsek yang berprilaku seperti itu. Karena dia adalah sosok kepala sekolah banyak melakukan pelanggaran dan telah mencoreng nama baik dunia pendidikan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Pekat Dompu Suparman S.Pd, kepada sumbawanews mengatakan, secara tegas membatah tudingan massa aksi yang mengatakan bahwa dirinya dikatakan telah banyak melakukan pelanggaran.” Saya tidak pernah melakukan pelanggaran. Selama ini saya bekerja sesuai tugas dan tanggung jawab sebagai kepsek disekolah ini,” bantahnya.

Diakuinya, terkait dana Beasiswa tersebut sudah dibagikan sesuai dengan peruntukanya. Hanya saja tidak semua siswa mendapatkan bantuan tersebut. Hal itu karena adanya kendala yang sampai saat ini belum dilengkapi. Terkait surat kuasa yang dianggap adanya pemalsuan tanda tangan, itu tidak benar. Sebab dalam surat kuasa memang benar ditanda tangani siswa sendiri dan bukan orang tua murid.

”Siswa yang belum dapat bantuan dana Beasiswa harus melengkapi berkas administrasi terlebih dahulu. Untuk diketahui bahwa dana Beasiswa sampai saat ini belum cair dan saya tidak pernah memalsukan tanda tangan ketua komite,  ” jelas Suparman.

Sedangkan untuk masalah papan sekolah lanjut dia, dirinya mengakui bahwa item itu belum ada. Akan tetapi hal itu akan dipertanggung jawabkan. Terkait alasan kenapa dirinya mengeluarkan dan melarang salah satu siswa untuk mengikuti ujian, karena siswa tersebut telah melakukan pelanggaran terhadap aturan sekolah.

”Itulah alasan kenapa saya melarang siswa itu untuk mengikuti ujian,” terangnya.

Hal lainya, mengenai honor les para guru memang belum dibayarkan. Hal itu karena siswa seluruhnya belum mendapat bantuan.” Untuk diketahui bahwa honor GTT akan diturunkan apabila tidak mampu membuat RPP dan lainya,” tutur Suparman sembari menutup pembicaraan.

Sebelumnya, menurut informasi yang berhasil dihimpun sumbawanews melaporkan, aksi demo (unjuk rasa) tersebut berlangsung mulai sekitar pukul 09.30 wita. Pada saat aksi berlangsung, massa yang tidak terima dengan hasil penjelasan dari kepala sekolah, langsung melakukan aksi penyeggelan ruangan kerja (kantor) Kepsek. Massa meminta agar proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sementara dihentikan, sampai Kepsek mempertanggung jawabkan pelanggaran pelanggaran yang telah diperbuat. (sahrul)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 21773

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>