Quantcast
Channel: Sumbawanews
Viewing all articles
Browse latest Browse all 21709

Lemahnya pengawasan, Kawasan Hutan Tambora Rusak Parah

$
0
0

Kabupaten Bima,- Lemahnya pengawasan dari pihak terkait, membuat kawasan hutang lindung di Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima, mengalami kerusakan. Separuh hutan di kawasan itu menjadi gundul, karena dibabat oknum yang tidak bertanggungjawab..

Kepala Desa Kawinda Nae, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima, Haidin mengungkapkan, Pembabatan hutan tutupan negara itu, hingga saat ini dikabarkan terus dilakukan. Hal itu mengakibatkan kerusakan hutan semakin parah.

“Saya meminta Dinas Kehutanan setempat dan pihak kepolisian untuk melakukan pengawasan, serta penindakan terhadap kerusakan lingkungan tersebut,”pintah Aidin, Selasa (03/11).

Haidin menyebutkan kerusakan hutan yang parah ditemukan disebelah utara dan selatan gunug Tambora,  termasuk di areal Konservasi. Kayu-kayu alam yang ada di hutan lindung dengan luas lahan puluhan ribu hektar telah ditebang.

Ada satu satu perusahaan yang beroperasi di kawasan itu, yaitu PT PT Agraha Wahana Bumi. Namun ditemukan banyak pelanggaran selama satu tahun AWB beroperasi di kawasan hutan produksi, tepatnya di sebelah selatan Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu.

“Mereka telah melakukan pembabatan, hingga melewati tapal batas. Termasuk di areal Konservasi dan hutang lindung di sebelah utara Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima,” bebernya.

Yang mendominasi kerusakan hutan adalah illegal loging. Bahkan, mengikut sertakan warga. Bahkan lanjut Haidin, pembalakan liar disana pun tampak menjadi rutinitas warga setiap hari.

“Kayu-kayu hasil dari hutan itu, mereka bawa jual keluar daerah. Termasuk di wilayah Sumbawa dan Lombok NTB,”beberanya

Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bima, Fahrir Rahman ST mengatakan, lemahnya pengawasan dari Dinas Kehutanan dan Kepolisian menjadi penyebab utama terjadi illegal loging di kawasan Tambora.

“Kawasan Tambora itu sudah masuk dalam kategori sebagai Hutan Taman Nasional, mestinya harus diawasi secara ketat. Tapi kenyataannya, Pembabatan justeru terus dilakukan hingga saat ini,”ujar Fahrir. (Syarif)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 21709

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>