Sumbawanews.com,- Pekerjaan perbaikan jalan Negara di desa labuhan Alas kecamatan Alas, hampir tiap tahun dilakukan pemeliharaan dan perbaikan, hal ini disebabkan Kondisi tanah yang basah akibat rembesan air hingga menyebabkan amblasnya jalan dan bergelombang ketika di lewati kendaraan dengan tonase berat.
Perbaikan rutin dilakukan pada tiap tahun pada ruas jalan yang sama. Milyaran Rupiah dana dikucurkan. Tahun 2017 ini, pekerjaan reservasi rekonstruksi jalan tersebut menelan dana lebih dari 19.3 Milyar rupiah dengan kontraktor pelaksana PT. Wijaya Karya Nusantara untuk ruas jalan sepanjang kurang lebih 1.5 kilo.
Sayangnya, pengerjaan proyek tersebut kini menjadi sorotan. Pasalnya, ditenggarai adanya dugaan penyimpangan pada material yang di gunakan tidak sesuai spesifikasi, Hal ini di ungkap Agus Adrianto kepada Sumbawanews belum lama ini.
Menurutnya, material timbunan pada badan jalan yang di keruk sedalam 120 cm, menggunakan timbunan tanah biasa. “ mestinya timbunan tersebut menggunakan timbunan pilihan limestone”. Jelas Agus.
Masih kata Agus bahwa , timbunan yang di gunakan sangat berpengaruh pada kualitas dan umur masa pemanfaatan jalan, apalagi pada lokasi tersebut kunture tanahnya lembek dan basah.
“ tidak ada guna di lakukan pemeliharaan dan pengerjaan saat ini karena jalan tersebut akan kembali rusak dan bergelombang jika dilewati oleh kendaraan dengan tonase berat”. Dirinya ( Agus red ) yakin, tidak akan mampu bertahan lama jalan hotmix tersebut. Jangan jadikan proyek jalan ini proyek abadi sepanjang tahun tukas Agus (31/7).
Agus memaparkan, penggunaan urugan pilihan limestone yang karateristiknya mampu menyerap air sehingga mampu meningkatkan plastisitas dan penyusutan, Limestone merupakan batuan sedimen yang sebagian besar terdiri dari kalsit dan arogasit berbentuk Kristal dari kalsium karbonat ( Ca C03) yang terdiri dari fragmen dan orgasmen laut.
Hal ini tentunya berbeda dengan komposisi urugan tanah pilihan biasa. Menurut hasil investigasi lapangan yang dilakukan Agus, timbunan yang di gunakan kuarinya hanya beberapa meter dari lokasi dan timbunan tersebut diyakininya bukan merupakan limestone seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi material timbunan dalam kontrak pekerjaan.
“ Saat ini kami sedang menghitung berapa potensi kerugian negara dalam pekerjaan proyek PT. WKN “. Ditambahkan Agus, pihaknya dalam waktu dekat akan melaporkan dugaan penyimpangan ini kepada aparat hokum yang ada. Menurut estimasi awal, kerugian negara dari penyimpangan pekerjaan diperkirakan milyaran rupiah.
Dengan nada heran Agus menyayangkan adanya dugaan penyimpangan ini padahal pengawas maupun PPK kerap ada di lokasi. “ apakah hal ini sengaja di biarkan, masa mereka tidak bisa membedakan mana limestone dengan urugan tanah “ tanya Agus Adrianto dengan nada heran.
Masyarakat berharap pengerjaan pekerjaan untuk dihentikan sementara dan semua urugan harus digunakan urugan limestone. Pada bongkaran timbunan, lapis bawah mengunakan limestone kemudian diatasnya ditarus grostek terpal selanjutnya ditimbun lagi dengan limestone setelah itu barulah LPA ( lapis pondasi atas red ).
Penggunaan terpal grostek menurutnya bertujuan untuk mencegah rembesan air naik ke permukaan jalan. Setelah menggunakan urugan limestone Ucap Agus Adrianto seraya menambahkan “kami sedang menghitung berapa potensi kerugian negara dan akan kami laporkan.
Agus Adrianto menambahkan bahwa Pengerjaan proyek jalan negara ruas Labuhan Alas pada beberapa ruas sudah di kerjakan pengerjaan hotmix.
Menurut PPK proyek yang dibiayai APBN Mustafa ST, penggunaan material sudah sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan dalam dokumen kontrak.
Mustafa yang dikonfirmasi via telp menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan. material yang di gunakan sudah melalui proses uji laboratorium.
Ketika Sumbawanews Tanya, dimana dapat diperoleh hasil uji lab tersebut, Mustafa enggan memberikan, hasil uji lab tersebut ada diKementerian kata Mustafa, silahkan surati ke sana, yang jelas pengajuan uji material dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan tutup Mustafa. (AA)