Jakarta, Sumbawanews.com. – Sejak masuknya laporan Menteri ESDM Sudirman Said ke majelis Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI terkait dugaan Pencatutan Nama Presiden dan Wakil Presiden yang dilakukan Ketua DPR RI, Setya Novanto yang meminta saham ke PT Freeport Indonesia, jika terbukti maka Setya Novanto harus mundur dari DPR RI demi nama baik lembaga DPR RI, bangsa dan Negara ini. Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi III DPR RI Benny K Harman di Gedung DPR RI, Selasa (17/11).
“Jadi, kalau laporan Pak Sudirman Said itu betul, maka sebaiknya Setya Novanto segera mengundurkan diri dari DPR demi nama baik DPR, bangsa dan Negara ini. Tapi, sekarang ini Setya Novanto harus memberikan penjelasan secara terbuka kepada rakyat sekaligus meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia,” tegas Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat Benny K.
Menurut Benny saat ini sebaiknya Setya Novanto harus memberikan penjelasan secara terbuka kepada rakyat seluruh Indonesia, apakah betul beliau mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla? “Itulah yang harus diklarifikasi seterang-terangnya seperti apa persoalannya? Apalagi kini pembicaraan Novanto dengan seorang pengusaha soal Freeport itu sudah menyebar luas. Transkrip pembicaraannya juga sudah banyak beredar,” katanya.
Benny K Harman menilai Novanto harus menjelaskan terbuka kepada masyarakat seputar pertemuan dirinya dengan pengusaha R dan pimpinan PT. Freeport. “Ya menurut saya Ketua DPR itu harus menjelaskan secara terbuka, karena menurut transkrip pembicaraan itu jelas untuk kepentingan pribadi. Sekarang kan sudah beredar juga rekaman pembicaraannya Pak Setya Novanto dan itu dilakukan atas nama dan untuk kepentingan pribadi,” ujarnya.
Sebelumnya anggota MKD DPR RI Junimart Girsang menjelaskan bahwa transkrip itu satu, dua, tiga halaman. Transkrip yang dilaporkan ke MKD tersebut berasal dari rekaman percakapan dalam pertemuan pimpinan PT Freeport dengan Setya Novanto dan pengusaha minyak berinisial R. Pertemuan itu dihelat di sebuah hotel di kawasan Pacific Place 8 Juni 2015 lalu pada pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB. Pertemuan itu adalah pertemuan ketiga.
Soal nama Novanto yang diduga jadi pencatut nama Presiden, terungkap dalam wawancara presenter Metro TV Najwa Shihab dengan Sudirman Said hari Senin (16/11) petang. Dalam wawancara tersebut, Najwa menunjukkan foto surat laporan Sudirman ke MKD dan menunjukkan nama Setya Novanto sebagai pihak terlapor. Sudirman membenarkan surat tersebut adalah laporan yang dibuatnya.
Setya Novanto membantah disebut mencatut nama Presiden Jokowi. “Saya selaku pimpinan DPR tidak pernah membawa-bawa nama presiden atau mencatut nama presiden,” kata Novanto. (Erwin S)