Quantcast
Channel: Sumbawanews
Viewing all articles
Browse latest Browse all 21753

ADA APA YA? Devisa Stabil Karena Utang Pemerintah Tapi Uang Beredar Melambat

$
0
0

Jakarta, Sumbawanews.com.- Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir November 2015 sebesar US$100,2 miliar, relatif sama dengan posisi akhir Oktober 2015 sebesar US$100,7 miliar.

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh penerimaan devisa, antara lain dari penerimaan migas dan penarikan pinjaman Pemerintah, yang masih cukup untuk menutupi kebutuhan devisa, antara lain untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah serta penggunaan devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya.

Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa per akhir November 2015 masih cukup membiayai 7,1 bulan impor atau 6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” tulis Bank Indonesia dalam laporan di laman situs BI www.bi.go.id pada Senin (7/11/2015).

Dalam laporan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada Oktober 2015 tumbuh sebesar 10,4% year on year (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 12,7% (yoy).

Berdasarkan komponennya menurut BI, perlambatan M2 bersumber dari pertumbuhan M1 (uang kartal dan simpanan giro rupiah) dan Uang Kuasi (simpanan berjangka dan tabungan, baik dalam rupiah maupun valas, serta simpanan giro valas) yang masing-masing turun dari 12,0% (yoy) dan 12,5% (yoy) pada September 2015 menjadi 10,2% (yoy) dan 10,6% (yoy) pada Oktober 2015.

Perlambatan M2 terutama dipengaruhi oleh faktor melambatnya pertumbuhan Aktiva Luar Negeri Bersih. Sejalan dengan upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah oleh Bank Indonesia dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, pertumbuhan Aktiva Luar Negeri Bersih melambat dari 11,0% (yoy) pada September 2015 menjadi 2,6% (yoy) pada Oktober 2015.

“Selain itu, perlambatan M2 juga dipengaruhi oleh melambatnya ekspansi operasi keuangan Pemerintah dan melambatnya pertumbuhan kredit,” kata BI.

Pada suku bunga kredit yang kembali turun, BI melaporkan pergerakan suku bunga deposito masih beragam. Pada Oktober 2015, suku bunga kredit tercatat sebesar 12,90%, sedikit menurun dibandingkan dengan September 2015 sebesar 12,91%.

Suku bunga simpanan berjangka 1 dan 6 bulan masing-masing tercatat sebesar 7,48% dan 8,51% pada Oktober 2015, mengalami penurunan dibanding September 2015 sebesar 7,61% dan 8,56%.

“Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka 3 dan 12 bulan mengalami kenaikan masing-masing dari 7,94% dan 8,50% pada September 2015 menjadi 7,99% dan 8,51% pada Oktober 2015,” tulis BI. (Zainuddin).


Viewing all articles
Browse latest Browse all 21753

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>