Kabupaten Bima, Sumbawanews.com.- Belum tuntas keresahan warga dengan anjloknya harga bawang, kini para petani di Kecmatan Monta, Kabupaten Bima kembali cemas dengan maraknya peredaran obat pertanian palsu di wilayah itu. Para petani terpaksa harus merelakan tanaman bawang merah mereka tak dapat dipanen.
Kepala Desa Monta, Yusuf H Sulaiman menuturkan kegagalan panen kali ini akibat menggunakan Pestisida bermerek Promotrin yang disinyalir palsu.”Setelah tanaman di semprot, ke esokan harinya tanaman milik warga justeru layu dan rusak,”ungkap Yusuf kepada wartawan, Rabu (23/09)
Ia mengaku cemas dengan kehadiran obat-obatan palsu ini. Yusuf pun sangat kecewa saat mengetahui salah satu jenis obat pertanian yang telah banyak beredar dan digunakan warga ternyata palsu. Akibat menggunakan obat palsu itu, kali ini warga dipastikan gagal panen.
Akibat panen gagal, para petani bawang di wilayah itu menderita kerugian hingga ratusan juta rupiah. Padahal untuk satu kali tanam, mereka harus mengeluarkan biaya cukup besar. Untuk itu, Ia berharap agar pemerintah turun tangan menangani lahan tanaman warga setelah beredar obat pertanian palsu.
“Di Desa itu, sebagian besar para petani mengalami gagal panen. Sementara luas lahan yang ditanami bawang merah adalah satu hektar,”terangnya.
Dikatakanya, obat-obatan palsu itu dibeli warga pada salah satu toko di wilayah Kecamatan Monta. Setelah ditelusuri, prodak palsu itu adalah buatan dari CV Mahakam Tangerang Indonesia di Surabaya, Jawa Timur.
“Obat palsu ini dibeli warga seharga Rp 50 ribu per botol. Sementara sampelnya telah diamankan di kantor Desa,”pungkasnya.
Berdasarkan informasi, selain di Bima, jenis obat palsu ini juga beredar di Kabupaten Sumbawa NTB. (Syarif)