Taliwang, SumbawaNews.Com.- Penipuan dengan bermacam modus terus berkembang ditegah tegah masyrakat mulai dari penipuan secara langsung atau tidak langsung,nyata atau tidak nyata,individu, kelompok, bahkan instansi.
Sekarang sekarang ini penipuan yang lagi maraknya terjadi yaitu penipuan dengan modus lembaga yang dilakukan melalui dunia maya.
seperti yang ditimpa oleh pengawai Perusahaan Daerah Air Minum PDAM pak Mahpud yang ditemui Sumbawa News Rabu (24/2/2016) menyampaikan bahwa kita sering menjadi sasaran penipuan dengan modus mengatas namakan lembaga, yang kebetulan sewaktu tibanya wartawan Sumbawa News di Kantor pak Mahpud (PDAM) ada penipuan yang sedang berlangsung mengatas namakan lembaga Badan Pemeriksa Keungan Repoblik Indonesia Pusat Pendidikan dan Pelatihan.
Dalam aksinya pelaku menelpon ke Kantor PDAM menanyakan tentang “apakah email PDAM KSB masih aktif” salanjutnya pelaku memperkenalkan diri “saya dari BPK akan mengirim undangan ” setelah itu undanganpun masuk, dan diprint langsung oleh pak Mahpud, isi undangan tersebut “Konsultasi Publik 2016 Bimtek Internal Audit dan Pembangnan Karakter Bangsa” yang ditunjukkan kebagian Keungan,”ungkapnya.
Tema pelatihan setelah dianalisa tidak nyambung kata pak Mahpud, tujuan suratpun tidak tepat sasaran, terlebih lebih kita beberapa waktu lalu ada aksi penipuan yang sama dengan modus yang sama, cuma dengan atas nama Lembaga yang berbeda, sehingga kami tidak yakin dan mencurigai itu sebuah penipuan, tapi kita lanjutkan iramanya agar kita ketahui secara pasti.
“Sesuai dengan arahan pelaku yang menyuruh kita mendaftarkan Nama, alamat Instasi, dan No Rekening, setelah kita kirim sesuai permintaan pelakupun melanjutkan aksinya,dia menyampaikan hal sangat mengiurkan bahwa kita akan mendapat uang transport sebanyak 10.000.000,” jelasnya.
Kemudian pelaku mengarahkan kita untuk pergi ke ATM guna mengambil uang tersebut tapi harus sesuai arahan pelaku, dalam arahannya pelaku beralasan mengatas namakan ini uang negara harus secara bersama sama dan ikuti kata saya.
Pertama disuruh masukan ATM, tekan Indonesia, pilih menu lain dan tekan transper. “Disitulah dia ketahuan basah, saharusnya dia yang transfer tapi dia arahkan kita yang disuruh transper, pelaku seringkali bermain dengan bahasa agar kita terlena, sehingga kita sering kali tidak menggunakan akal sehat yang diiming imingi dengan materi,” tutupnya. (Hendra)