Kabupaten Bima, Sumbawanews.com,- Melalui gerakan 1 galon untuk 100 dahaga, Komunitas Pramuka Perduli Kabupaten Bima, belum lama ini, kembali menyalurkan bantuan Air Mineral kemasan untuk 155 KK di Desa Pesa Kecamatan Wawo. Hal itu dilakukan Pramuka Bima sebagai bentuk kegiatan kemanusiaan guna membantu warga yang mengalami krisis air bersih.
Pantuan langsung sumbawanews melaporkan, Pembagian air mineral kemasan di salah satu rumah Pembina Pramuka itu disambut sukacita warga setempat dibantu para pembina pramuka di Kecamatan Wawo. Mereka datang berbondong-bondang setelah mendengar pengumuman yang disampaikan Kepala Desa setempat melalui pengeras suara. Masing-masing KK mendapatkan satu dus air mineral dalam kemasan.
Koordinator Gerakan 1 Galon untuk 100 Dahaga (Komunistas Pramuka Perduli), Arief Rahman mengatakan, tidak pernah dibayangkan kalau salah satu Desa di Kecamatan Wawo juga mengalami Krisis air bersih seperti yang terjadi disejumlah wilayah Kabupaten Bima beberapa bulan terakhir.
“Saya gak habis pikir, ketika para pembina pramuka di Kecamatan Wawo saat perkemahan di Lambu bercerita kalau di Desa Pesa masyarakat mengalami kesulitan air minum. Tentu, cerita ini menjadi tanda tanya besar, Apalagi, Kecamatan Wawo merupakan salah satu Kecamatan penyanggah Air,” ungkapnya sembari terlihat heran.
Untuk memastikan hal itu lanjut arief , dirinya langsung menginap disalah satu rumah pembina di Desa Pesa untuk melihat secara langsung aktifitas masyarakat menunggu jatah air. Dan ternyata kondisinya sangat memprihatinkan.
“Lha, masyarakat merelakan waktu istrahat malah hanya untuk menunggu air bersih. Parahnya dari jam 22.00 wita hingga pukul 01.00 dini hari itupun jumlah air baru beberapa ember ukuran 1 galon air. Bahkan waktunya bisa lebih panjang,” ujarnya.
Diakuinya, kondisi ini memantik kepedulian sosial sejumlah elemen,termasuk Komunitas Pramuka Peduli Bima. Kelompok yang banyak memberikan kontribusi dalam non-formal pendidikan kepanduan itu, menyalurkan air bersih bagi warga Desa Pesa Kecamatan Wawo yang dikenal dengan salah satu wilayah Kabupaten Bima yang terkena dampak krisis air bersih.“ Air bersih yang kita bagi berupa air mineral dalam kemasan,” tuturnya.
Sebelumnya, Komunitas Pramuka Peduli Bima melalui program gerakan satu galon untuk 100 dahaga, menyalurkan air bersih bagi warga Desa Muku Kecamatan Bolo dan Doridungga, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima yang juga mengalami krisis air bersih.
“ Air mineral dalam kemasan tersebut dibagikan kepada warga miskin di Desa Pesa sebanyak 255 kepala keluarga (KK). Di Pesa ini merupakan kegiatan ketiga setelah di Desa Doridungga,” jelasnya.
Menurut Arif, masyarakat Pesa perlu dibantu karena kesulitan air bersih. Karena selama ini untuk mendapatkan air bersih, masyarakat harus menunggu dari pukul 22.00 wita hingga pukul 01.00 dini hari bahkan bisa lebih panjang waktunya. “ jarak yang ditempuh untuk mengambil ait tersebut sangat jauh dan membutuhkan biaya yang lumayan banyak,” cetusnya.
Kondisi ini kata Arif, sangat memprihatinkan. Belum lagi pemandangan yang menyedihkan seringkali terlihat ketika warga membawa jirigen untuk mengangkut air dari desa tetangga. Ironisnya, di bak penampungan air bantuan BPBD bukan air bersih isisnya, tetapi tumpukan sampah. Pemerintah menurut Arif, kurang menyuplai air sehingga air bersih menjadi barang mahal di desa setempat.
“Kami memilih membagi air mineral kemasan untuk mengantisipasi dehidrasi warga. Apalagi cuaca sangat panas, sehingga rentan tubuh kekurangan air,” terangnya.
Dasar itu lanjut arif, melalui gerakan satu galon untuk 100 dahaga, tidak hanya dilakukan Pramuka Kwarcab Bima. Tetapi juga menggandeng Komunitas Bike to Work (B2W) Kota Bima.
“ Donatur yang membantu pengadaan air mineral diantaranya Asrarudin Tax Consultani. Diharapkan banyak pihak mau peduli membantu warga yang kekurangan air bersih. Sejauh ini banyak pihak yang mau membantu saudara kita yang mengalami krisis air dengan menyumbangkan dana. Dari dana yang terkumpul inilah kami membeli air mineral kemasan,” tandasnya.
Sementara, Kepala Desa Pesa, Burhan, melalui momet tersebut mengaku, dirinya mengapresiasi gerakan sosial tersebut. Apalagi warganya benar-benar sangat membutuhkan air bersih. “ Untuk kebutuhan sehari-hari, warga Pesa harus menunggu hingga larut malam untuk menunggu air,” ujarnya.
Diakuinya, selama ini sudah banyak program yang turun untuk air bersih. Hanya saja hasilnya tidak maksimal, terutama untuk distribusi air bersih melalui saluran pipa ke Desa Pesa. “ Tapi warga kami selalu sabar meski tetap kesulitan air,” ungkapnya.
Diharapkannya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima dapat membantu menyalurkan air bersih menggunakan mobil tangki. Agar warga tidak perlu jauh untuk mengambil air bersih dengan mengisi bak-bak penampungan air.
“Air menjadi barang mahal, bahkan warga mengeluarkan biaya lebih banyak untuk mendapatkan air. Kondisi kesulitan air bersih ini sudah sejak Mei lalu,” tandasnya.(sahrul)